loading...
Bom Hidrogen vs. Bom Atom, yang mana yang lebih dahsyat?
Jamur
awan yang terbentuk dari uji coba pertama ledakan bom hidrogen pada
tanggal 1 November 1952, menghasilkan kekuatan setara 10.000 kiloton TNT
| Credit: public domain
Korea utara mengklaim bahwa
mereka telah melakukan uji coba bom Hidrogen pada hari Rabu 6 Januari 2016 yang
lalu. Sebuah senjata yang jauh lebih powerful dari dua bom yang menghancurkan
dua kota di Jepang yakni Hiroshima dan Nagasaki pada saat perang dunia ke 2.
Para ahli sebenarnya merasa
tidak yakin kalau negara yang terkenal tertutup itu benar-benar mengembangkan
bom Hidrogen. Berdasarkan keterangan dari U.S. Geological Survey, gangguan seismik
atau gempa yang disebabkan oleh ledakan tersebut sebesar 5.1 skala richter. Hal
ini sesuai dengan kekuatan efek yang diakibatkan ketika Korea Utara menjalankan
tes bom atom pada tahun 2013. Perlu diketahui bahwa bom Hidrogen dan bom Atom
merupakan dua tipe bom nuklir yang berbeda.
Fatman
(plutonium-239), bom atom dengan berat 4,6 ton yang dijatuhkan di
Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945, setara dengan 20 kiloton TNT |
Courtesy: U.S. Department of Defence
Bom hidrogen merupakan bom
termonuklir, memiliki kekuatan jauh lebih besar dari bom atom yang merupakan
bom fisi, dengan demikian jika besarnya gempa yang dideteksi hanya sebesar 5.1
SR sangat meragukan klaim dari Korea Utara. Perbedaan antara bom fisi dan bom
termonuklir dapat dilihat pada skala atomik. Bom fisi, seperti yang digunakan
di Nagasaki dan Hiroshima bekerja dengan pemecahan atau pemisahan inti dari
suatu atom (fisi). Partikel neutron atau suatu partikel netral dalam inti atom
mengalami pemisahan, partikel tersebut menghantam inti atom lain yang berada di
dekatnya, menyebabkan inti atom tersebut juga mengalami pemisahan. Hasilnya adalah
reaksi ledakan berantai. Bom fisi yang dijatuhkan di Jepang meledak dengan
melepaskan tenaga setara 15 kiloton TNT di Hiroshima dan 20 kiloton di Nagasaki.
Berbeda dengan bom fisi, senjata
termonuklir pertama yang diuji coba oleh Amerika pada tahun 1952 menghasilkan
ledakan dengan energi setara 10.000 kiloton TNT. Ledakan pada bom termonuklir
dimulai dengan reaksi fisi yang sama pada bom atom. Pada bom atom, reaksi
ledakan akan berhenti seiring dengan berhentinya reaksi berantai, sedangkan
pada bom termonuklir reaksi berantai tersebut digunakan untuk memicu reaksi
inti lain.
Pertama-tama, ledakan pemicu
memberikan tekanan pada bola-bola plutonium-239 yang menyebabkan plutonium-239
mengalami fisi. Reaksi ini dilakukan di ruang hidrogen. Suhu dan tekanan yang
tinggi akibat dari fisi plutonium-239 menyebabkan atom hidrogen mengalami fusi.
Reaksi fusi ini melepaskan neutron yang kembali menghantam plutonium-239
sehingga menyebabkan kembali fisi berantai plutonium-239.
Apapun namanya, nuklir
bukanlah sesuatu yang pantas untuk digunakan sebagai senjata. Potensi energi
yang tersimpan dalam nuklir alangkah lebih baik dan bijaksana ketika digunakan
untuk kebaikan dan kemaslahatan umat manusia di dunia.
loading...
0 Response to "Inilah Perbedaan Antara Bom Hidrogen dan Bom Atom"
Posting Komentar