loading...
Perovskites adalah salah satu kata kunci terbaru dalam sel surya. Penamaan perovskite diambil dari nama seorang ahli mineral dari Rusia bernama Lev Perovski. Struktur kristal perovskite mirip dengan struktur CaTiO3, begitu juga dengan sifat optik dan sifat elektroniknya, bahkan material perovskite telah digunakan dalam sejumlah aplikasi optoelektronik. Pada saat proses fabrikasi sel surya, perovskite pada tahun 2009 dideposisi dengan metode cetak atau print, membentuk film tipis sel surya, efisiensi konversi daya sel surya tersebut meningkat dari bawah 5% hingga mencapai lebih dari 20%, dan selanjutnya tidak menunjukkan tanda-tanda degradasi.
Spin coating merupakan teknik yang umum digunakan dalam proses deposisi suatu lapis tipis kristal. Namun dengan teknik ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan. Sebuah paper yang dipublikasikan di jurnal Applied Materials pada bulan Mei 2016 menunjukkan bahwa suatu metode yang disebut doctor blading (juga dikenal sebagai metode knife coating) memungkinkan untuk dapat digunakan pada pembuatan lapisan perovskit.
Doctor blading adalah proses dimana layer dipreparasi dengan metode moving blade (pisau yang digerakkan) pada ketinggian yang telah ditetapkan. Metode ini telah umum digunakan pada proses roll-to-roll, suatu cara yang mudah untuk mengontrol ketebalan sebuah film. Untuk mengetahui proses pertumbuhan kristal perovskit, tim peneliti Los Alamos memvariasikan suhu substrat, volume larutan dan kecepatan pisau. Para peneliti menemukan bahwa ukuran perovskit yang terbentuk di lapisan ini sangat bergantung dengan suhu substrat, dengan ukuran kristal terbesar diperoleh pada suhu 165 ° C. Pada kecepatan pisau yang tinggi (hingga 60mm/s) berpengaruh pada pembentukan ketebalan dan kekasaran lapisan perovskite, dan semakin besar volume larutan yang digunakan, semakin besar bongkahan perovskite.
Metode pembentukan lapisan yang telah dioptimasi kemudian digunakan untuk memproduksi sel surya berbasis perovskit, dan selanjutnya kinerja sel surya tersebut dianalisis. Pada 7.23%, efisiensi konversi daya maksimum tercatat lebih rendah daripada yang yang dilaporkan dalam literatur lain, tetapi sel ini tidak mengalami histeresis tegangan-arus seperti pada sel-sel perovskit lainnya. Hal ini membuat sel ini memungkinkan untuk dapat digunakan dalam jangka lebih panjang. Selain itu, sel-sel perovskite ini menunjukkan kinerja yang konsisten (standar deviasi dari efisiensi hanya 0,42%). Pekerjaan dan penelitian terus berlangsung, tim peneliti yakin hasil peneitian mereka akan membuka jalan untuk produksi modul surya perovskit yang sangat efisien skala besar.
Sumber: materialstoday.com
Spin coating merupakan teknik yang umum digunakan dalam proses deposisi suatu lapis tipis kristal. Namun dengan teknik ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan. Sebuah paper yang dipublikasikan di jurnal Applied Materials pada bulan Mei 2016 menunjukkan bahwa suatu metode yang disebut doctor blading (juga dikenal sebagai metode knife coating) memungkinkan untuk dapat digunakan pada pembuatan lapisan perovskit.
Doctor blading adalah proses dimana layer dipreparasi dengan metode moving blade (pisau yang digerakkan) pada ketinggian yang telah ditetapkan. Metode ini telah umum digunakan pada proses roll-to-roll, suatu cara yang mudah untuk mengontrol ketebalan sebuah film. Untuk mengetahui proses pertumbuhan kristal perovskit, tim peneliti Los Alamos memvariasikan suhu substrat, volume larutan dan kecepatan pisau. Para peneliti menemukan bahwa ukuran perovskit yang terbentuk di lapisan ini sangat bergantung dengan suhu substrat, dengan ukuran kristal terbesar diperoleh pada suhu 165 ° C. Pada kecepatan pisau yang tinggi (hingga 60mm/s) berpengaruh pada pembentukan ketebalan dan kekasaran lapisan perovskite, dan semakin besar volume larutan yang digunakan, semakin besar bongkahan perovskite.
Metode pembentukan lapisan yang telah dioptimasi kemudian digunakan untuk memproduksi sel surya berbasis perovskit, dan selanjutnya kinerja sel surya tersebut dianalisis. Pada 7.23%, efisiensi konversi daya maksimum tercatat lebih rendah daripada yang yang dilaporkan dalam literatur lain, tetapi sel ini tidak mengalami histeresis tegangan-arus seperti pada sel-sel perovskit lainnya. Hal ini membuat sel ini memungkinkan untuk dapat digunakan dalam jangka lebih panjang. Selain itu, sel-sel perovskite ini menunjukkan kinerja yang konsisten (standar deviasi dari efisiensi hanya 0,42%). Pekerjaan dan penelitian terus berlangsung, tim peneliti yakin hasil peneitian mereka akan membuka jalan untuk produksi modul surya perovskit yang sangat efisien skala besar.
Sumber: materialstoday.com
loading...
0 Response to "Satu langkah lebih dekat untuk sel surya perovskit yang dapat di-print"
Posting Komentar